Sifat-Sifat Laki Laki yang tidak di sukai perempuan
- Pertama, Tidak Punya Visi
Setiap kaum wanita merindukan suami yang
mempunyai visi hidup yang jelas. Bahwa hidup ini diciptakan bukan
semata untuk hidup. Melainkan ada tujuan mulia. Dalam pembukaan surah An
Nisa’:1 Allah swt. Berfirman: “Hai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya;
dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu”.Dalam ayat ini Allah dengan tegas menjelaskan
bahwa tujuan hidup berumah tangga adalah untuk bertakwa kepada Allah.
Takwa dalam arti bersungguh mentaati-Nya. Apa yang Allah haramkan
benar-benar dijauhi. Dan apa yang Allah perintahkan benar ditaati.
Namun yang banyak terjadi kini, adalah
bahwa banyak kaum lelaki atau para suami yang menutup-nutupi
kemaksiatan. Istri tidak dianggap penting. Dosa demi dosa diperbuat di
luar rumah dengan tanpa merasa takut kepada Allah. Ingat bahwa setiap
dosa pasti ada kompensasinya. Jika tidak di dunia pasti di akhirat.
Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang hancur karena keberanian para
suami berbuat dosa. Padahal dalam masalah pernikahan Nabi saw. bersabda:
“Pernikahan adalah separuh agama, maka bertakwalah pada separuh yang
tersisa.”
- Kedua, Kasar
Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa
wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Ini menunjukkan bahwa
tabiat wanita tidak sama dengan tabiat laki-laki. Karena itu Nabi saw.
menjelaskan bahwa kalau wanita dipaksa untuk menjadi seperti laki-laki
tulung rusuk itu akan patah. Dan patahnya berarti talaknya. Dari sini
nampak bahwa kaum wanita mempunyai sifat ingin selalui dilindungi. Bukan
diperlakukan secara kasar. Karena itu Allah memerintahkan para suami
secara khusus agar menyikapi para istri dengan lemah lembut:
Wa’aasyiruuhunna bil ma’ruuf (Dan sikapilah para istri itu dengan
perlakuan yang baik) An Nisa: 19. Perhatikan ayat ini menggambarkan
bahwa sikap seorang suami yang baik bukan yang bersikap kasar, melainkan
yang lembut dan melindungi istri.
Banyak para suami yang menganggap istri
sebagai sapi perahan. Ia dibantai dan disakiti seenaknya. Tanpa
sedikitpun kenal belas kasihan. Mentang-mentang badannya lebih kuat lalu
memukul istri seenaknya. Ingat bahwa istri juga manusia. Ciptaan Allah.
Kepada binatang saja kita harus belas kasihan, apalagi kepada manusia.
Nabi pernah menggambarkan seseorang yang masuk neraka karena menyikas
seekor kucing, apa lagi menyiksa seorang manusia yang merdeka.
- Ketiga, Sombong
Sombong adalah sifat setan. Allah
melaknat Iblis adalah karena kesombongannya. Abaa wastakbara wakaana
minal kaafiriin (Al Baqarah:34). Tidak ada seorang mahlukpun yang berhak
sombong, karena kesombongan hanyalah hak priogatif Allah. Allah
berfirman dalam hadits Qurdsi: “Kesombongan adalah selendangku, siapa
yang menandingi aku, akan aku masukkan neraka.” Wanita adalah mahluk
yang lembut. Kesombongan sangat bertentangan dengan kelembutan wanita.
Karena itu para istri yang baik tidak suka mempunyai suami sombong.
Sayangnya dalam keseharian sering
terjadi banyak suami merasa bisa segalanya. Sehingga ia tidak mau
menganggap dan tidak mau mengingat jasa istri sama sekali. Bahkan ia
tidak mau mendengarkan ucapan sang istri. Ingat bahwa sang anak lahir
karena jasa kesebaran para istri. Sabar dalam mengandung selama sembilan
bulan dan sabar dalam menyusui selama dua tahun. Sungguh banyak para
istri yang menderita karena prilaku sombong seorang suami.
- Keempat, Tertutup
Nabi saw. adalah contoh suami yang baik.
Tidak ada dari sikap-sikapnya yang tidak diketahui istrinya. Nabi
sangat terbuka kepada istri-istrinya. Bila hendak bepergian dengan salah
seorang istrinya, nabi melakukan undian, agar tidak menimbulkan
kecemburuan dari yang lain. Bila nabi ingin mendatangi salah seorang
istrinya, ia izin terlebih dahulu kepada yang lain. Perhatikan betapa
nabi sangat terbuka dalam menyikapi para istri. Tidak seorangpun dari
mereka yang merasa didzalimi. Tidak ada seorang dari para istri yang
merasa dikesampingkan.
Kini banyak kejadian para suami
menutup-nutupi perbuatannya di luar rumah. Ia tidak mau berterus terang
kepada istrinya. Bila ditanya selalu jawabannya ngambang. Entah ada
rapat, atau pertemuan bisnis dan lain sebagainya. Padahal tidak demikian
kejadiannya. Atau ia tidak mau berterus terang mengenai penghasilannya,
atau tidak mau menjelaskan untuk apa saja pengeluaran uangnya. Sikap
semacam ini sungguh sangat tidak disukai kaum wanita. Banyak para istri
yang tersiksa karena sikap suami yang begitu tertutup ini.
- Kelima, Plinplan
Setiap wanita sangat mendambakan seorang
suami yang mempunyai pendirian. Bukan suami yang plinplan. Tetapi bukan
diktator. Tegas dalam arti punya sikap dan alasan yang jelas dalam
mengambil keputusan. Tetapi di saat yang sama ia bermusyawarah, lalu
menentukan tindakan yang harus dilakukan dengan penuh keyakinan. Inilah
salah satu makna qawwam dalam firman Allah: arrijaalu qawwamuun alan
nisaa’ (An Nisa’:34).
- Keenam, Pembohong
Banyak kejadian para istri tersiksa
karena sang suami suka berbohong. Tidak mau jujur atas perbuatannya.
Ingat sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh ke tanah.
Kebohongan adalah sikap yang paling Allah benci. Bahkan Nabi menganggap
kebohongan adalah sikap orang-orang yang tidak beriman. Dalam sebuah
hadits Nabi pernah ditanya: hal yakdzibul mukmin (apakah ada seorang
mukmin berdusta?) Nabi menjawab: Laa (tidak). Ini menunjukkan bahwa
berbuat bohong adalah sikap yang bertentangan dengan iman itu sendiri.
Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang
bubar karena kebohongan para suami. Ingat bahwa para istri tidak hanya
butuh uang dan kemewahan dunia. Melainkan lenbih dari itu ia ingin
dihargai. Kebohongan telah menghancurkan harga diri seorang istri.
Karena banyak para istri yang siap dicerai karena tidak sanggup hidup
dengan para sumai pembohong.
- Ketujuh, Cengeng
Para istri ingin suami yang tegar, bukan
suami yang cengeng. Benar Abu Bakar Ash Shiddiq adalah contoh suami
yang selalu menangis. Tetapi ia menangis bukan karena cengeng melainkan
karena sentuhan ayat-ayat Al Qur’an. Namun dalam sikap keseharian Abu
Bakar jauh dari sikap cengeng. Abu Bakar sangat tegar dan penuh
keberanian. Lihat sikapnya ketika menghadapi para pembangkang
(murtaddin), Abu Bakar sangat tegar dan tidak sedikitpun gentar.
Suami yang cenging cendrung nampak di
depan istri serba tidak meyakinkan. Para istri suka suami yang selalu
gagah tetapi tidak sombong. Gagah dalam arti penuh semangat dan tidak
kenal lelah. Lebih dari itu tabah dalam menghadapi berbagai cobaan
hidup.
- Kedelapan, Pengecut
Dalam sebuah doa, Nabi saw. minta
perlindungan dari sikap pengecut (a’uudzubika minal jubn), mengapa?
Sebab sikap pengecut banyak menghalangi sumber-sumber kebaikan. Banyak
para istri yang tertahan keinginannya karena sikap pengecut suaminya.
Banyak para istri yang tersiksa karena suaminya tidak berani
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Nabi saw. terkenal pemberani.
Setiap ada pertempuran Nabi selalu dibarisan paling depan. Katika
terdengar suara yang menakutkan di kota Madinah, Nabi saw. adalah yang
pertama kaluar dan mendatangi suara tersebut.
Para istri sangat tidak suka suami
pengecut. Mereka suka pada suami yang pemberani. Sebab tantangan hidup
sangat menuntut keberanian. Tetapi bukan nekad, melainkan berani dengan
penuh pertimbangan yang matang.
- Kesembilan, Pemalas
Di antara doa Nabi saw. adalah minta
perlindingan kepada Allah dari sikap malas: allahumma inni a’uudzubika
minal ‘ajizi wal kasal , kata kasal artinya malas. Malas telah membuat
seseorang tidak produktif. Banyak sumber-sumber rejeki yang tertutup
karena kemalasan seorang suami. Malas sering kali membuat rumah tangga
menjadi sempit dan terjepit. Para istri sangat tidak suka kepada seorang
suami pemalas. Sebab keberadaanya di rumah bukan memecahkan masalah
melainkan menambah permasalah. Seringkali sebuah rumah tangga diwarnai
kericuhan karena malasnya seorang suami.
- Kesepuluh, Cuek Pada Anak
Mendidik anak tidak saja tanggung jawab
seorang istri melainkan lebih dari itu tanggung jawab seorang suami.
Perhatikan surat Luqman, di sana kita menemukan pesan seorang ayah
bernama Luqman, kepada anaknya. Ini menunjukkan bahwa seorang ayah harus
menentukan kompas jalan hidup sang anak. Nabi saw. Adalah contoh
seorang ayah sejati. Perhatiannya kepada sang cucu Hasan Husain adalah
contoh nyata, betapa beliau sangat sayang kepada anaknya. Bahkan pernah
berlama-lama dalam sujudnya, karena sang cucu sedang bermain-main di
atas punggungnya.
Kini banyak kita saksikan seorang ayah
sangat cuek pada anak. Ia beranggapan bahwa mengurus anak adalah
pekerjaan istri. Sikap seperti inilah yang sangat tidak disukai para
wanita.
- Kesebelas, Menang Sendiri
Setiap manusia mempunyai perasaan ingin
dihargai pendapatnya. Begitu juga seorang istri. Banyak para istri
tersiksa karena sikap suami yang selalu merasa benar sendiri. Karena itu
Umar bin Khaththab lebih bersikap diam ketika sang istri berbicara. Ini
adalah contoh yang patut ditiru. Umar beranggapan bahwa adalah hak
istri mengungkapkan uneg-unegnya sang suami. Sebab hanya kepada suamilah
ia menemukan tempat mencurahkan isi hatinya. Karena itu seorang suami
hendaklah selalu lapang dadanya. Tidak ada artinya merasa menang di
depan istri. Karena itu sebaik-baik sikap adalah mengalah dan bersikap
perhatian dengan penuh kebapakan. Sebab ketika sang istri ngomel ia
sangat membutuhkan sikap kebapakan seorang suami. Ada pepetah
mengatakan: jadilah air ketika salah satunya menjadi api.
- Keduabelas, Jarang Komunikasi
Banyak para istri merasa kesepian ketika
sang suami pergi atau di luar rumah. Sebaik-baik suami adalah yang
selalu mengontak sang istri. Entah denga cara mengirim sms atau
menelponnya. Ingat bahwa banyak masalah kecil menjadi besar hanya karena
miskomunikasi. Karena itu sering berkomukasi adalah sangat menentukan
dalam kebahagiaan rumah tangga.
Banyak para istri yang merasa jengkel
karena tidak pernah dikontak oleh suaminya ketika di luar rumah.
Sehingga ia merasa disepelekan atau tidak dibutuhkan. Para istri sangat
suka kepada para suami yang selalu mengontak sekalipun hanya sekedar
menanyakan apa kabarnya.
- Ketigabelas, Tidak Rapi dan Tidak Harum
Para istri sangat suka ketika suaminya
selalu berpenampilan rapi. Nabi adalah contoh suami yang selalu rapi dan
harum. Karena itu para istrinya selalu suka dan bangga dengan Nabi.
Ingat bahwa Allah Maha indah dan sangat menyukai keindahan. Maka
kerapian bagian dari keimanan. Ketika seorang suami rapi istri bangga
karena orang-orang pasti akan berkesan bahwa sang istri mengurusnya.
Sebaliknya ketika sang suami tidak rapi dan tidak harum, orang-orang
akan berkesan bahwa ia tidak diurus oleh istrinya. Karena itu bagi para
istri kerapian dan kaharuman adalah cermin pribadi istri. Sungguh sangat
tersinggung dan tersiksa seorang istri, ketika melihat suaminya
sembarangan dalam penampilannya dan menyebarkan bahu yang tidak enak.
Allahu a’lam
No comments